Egois

Awalnya saya benci orang egois. Saya heran, saya nyinyir, saya menghindar. Namun tiba-tiba saya merasa, egois itu bentuk pertahanan diri. Iya, kadang kita perlu egois untuk menyelamatkan diri. Saya mulai memahami rasanya, when no one care about youYour life.

Solusinya? 

Belajarlah egois. Cuma kamu yang bisa menyelamatkan dirimu sendiri, disaat ga ada yang peduli, kamu sendiri yang harus peduli. Sampai kapan harus ngeduluin urusan orang lain? Sampai kapan harus terus ngalah? Udah deh, mulai mikir urusan mu sendiri. Kepentinganmu. 

Prioritas? 
Diri kamu.

Jangan berhenti jadi orang baik. Ada yang berbisik. 

Apa iya, sedikit egois untuk diri sendiri membuatmu jadi orang jahat? Serius?
Terus selama ini emang ada yang memperjuangkan dirimu? Emang ada yang sekedar nanya apa kabarmu dengan tulus? Gak cuma kepo atau basa basi? atau bahkan cuma prolog dilanjutkan minta tolong de el el. 
Cobalah diinget.

Orang lain juga perlu tau, kamu sedang tidak baik-baik saja. Orang lain juga harus belajar ngertiin kondisimu. Orang lain juga harus tau kamu manusia biasa.

Gak papa.

Kurang-kurangilah merasa bertanggung jawab akan hidup orang lain. Berhentilah memikirkan apa yang orang lain pikirkan, rasakan, ucapkan. Mulailah memikirkan dirimu, masa depanmu.
Bukan menyerah, sungguh.
Kamu lelah.

Oke baik.

Ijinkan saya egois.
Sekali saja.

No comments:

Post a Comment