Be a Happy Person

 Anyeoongg chingu!

How’s your feeling?


Seringkali kita lupa menanyakan pada diri kita sendiri, hai apa kabar kamu? Mencoba jujur sejujur-jujurnya tentang apa yang kita rasakan. Sejenak berhenti dari segala rutinitas dan kesibukan sehari-hari.


Iya, seperti yang saya alami kemarin saat ada pesan masuk dari kawan yang bisa dibilang tak begitu dekat. Mengomentari foto status saya dan bertanya :

 

“Bagi tips dong bu kok selalu keliatan ikhlas dan bahagia walau kerjaan banyak dan ga jelas”

 

Spontan saya jawab dengan apa adanya, apa yang saya alami dan rasakan. Tapi tak lama kemudian saya merenung dan mikir. Emang iya saya keliatan bahagia bagi orang lain? 

Serius? 

Haha. 

Padahal kan sering ngomel juga kalo lagi kesel, misuh-misuh kalo kerjaan banyak. Kadang nangis juga malem-malem (emm beberapa minggu ini emang jarang si, sibuk gawean soalnya).

Yaa mungkin karena jarang ketemu juga sama kawan yg nanya tadi, jadi dia gak tau keseharian saya. Sekalinya ketemu saya keliatan seneng kali ya, ketawa-ketawa mulu meski lagi kerja. Disyukuri aja, komennya positif, alhamdulillah.

 

Daan, tambah lagi hari ini ada pesan masuk lagi, dari temen kantor yang jarang ketemu juga. Beberapa kali kirim pesan pasti masalah kerjaan. Tak disangka hari ini justru menanyakan kabar dan menyemangati. 

Wow. 

Ini sesuatu banget bagi saya yang sebatang kara. 

Halah.

Sama diri sendiri aja jarang-jarang nanya kabar, ini orang lain tiba-tiba nanya kabar. Kan seneng aja gitu.  Kalian ngerasa gitu juga kah?


Karena di masa-masa kritis sekarang ini seringkali kita abai pada kondisi psikis kita. Dan tanpa disadari lama kelamaan ruhiyah kita kering dan emosional tanpa sebab. Dikit-dikit galau, sensi, baper atau overthinking gak jelas. 

Dan ketika ditanya apakah saya bahagia? 

Tunggu sebentar, karena ternyata ini pertanyaan sulit. 

Angel iki.

Kadang, kita menyandarkan kebahagiaan dengan kondisi tertentu dan bergantung pada orang lain. 

 

I’m happy with you, you make me sad, etc

 

Padahal yang memutuskan bahagia atau tidak, diri kita sendiri. 

Plis, saya juga masih belajar, belajar mengkondisikan hati dan pikiran. 

Agar tak bersandar pada orang lain untuk bahagia. 

Jika kita bersyukur, insyaAllah akan ditambahkan lagi nikmat-Nya. Lagi dan lagi. 

Dan satu lagi. 

Pasrah. 

Biarkan semesta bekerja, proses dan usaha ada di tangan kita, namun hasil sungguh seringkali bukan kuasa kita. Minta lah pada Sang Penguasa Segala.


I’m happy with me. 

Myself. 

Enough.

No comments:

Post a Comment